Menku RI, Sri Mulyani: Ada Ruang bagi Indonesia untuk Gantikan Vietnam, Bangladesh, Thailand, dan Tiongkok
Menteri Keuangan Republik Indonesua (RI), Sri Mulyani, menyampaikan pidato penting pada hari Selasa dalam sebuah pertemuan strategis yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto, jajaran menteri utama, Gubernur Bank Indonesia, pimpinan otoritas keuangan, dan para pelaku bisnis. Agenda utama pertemuan ini adalah merumuskan respons Indonesia terhadap kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat.
Dalam pemaparannya, Sri Mulyani menjelaskan bahwa Indonesia tengah menyusun langkah negosiasi, salah satunya dengan meningkatkan pembelian gas minyak cair (LPG), gas alam cair (LNG), dan kedelai dari AS.
Sebagai bagian dari pendekatan diplomasi ekonomi, Indonesia juga akan menurunkan tarif impor untuk sejumlah produk AS. Pajak impor untuk baja, produk pertambangan, dan alat kesehatan akan dipangkas menjadi 0% hingga 5% dari sebelumnya 5–10%. Sementara itu, tarif impor barang elektronik seperti ponsel dan laptop dari seluruh negara akan dikurangi dari 2,5% menjadi hanya 0,5%.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia juga melihat peluang untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Vietnam, Bangladesh, Thailand, dan Tiongkok sebagai pemasok barang ke pasar AS di tengah perubahan struktur tarif pemerintahan Trump.
Adapun ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat saat ini meliputi produk elektronik, pakaian dan tekstil, serta alas kaki, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.