ESSA Mundur Setelah Menguji Kembali Tertinggi 2024 di 920 Kemarin, IHSG Meraih Tertinggi Baru Sepanjang Masa
- ESSA melanjutkan penurunan setelah ditolak oleh tertinggi 2024 di 920 kemarin.
- PT ESSA Industries Indonesia Tbk. membukukan laba bersih perode berjalan yang mengesankan selama periode 6 bulan yang berakhir pada Juni 2024.
- IHSG kembali menorehkan tertinggi baru sepanjang masa, meskipun tidak mampu mempertahankan kenaikan hari ini.
Saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) diperdagangkan di 865, turun 2,26% hari ini. ESSA dibuka di 880 dan mencatatkan tertinggi dan terendah hari di masing-masing 885 dan 860 di jam-jam awal pembukaan. Saham ini mundur setelah menguji kembali 920, tertinggi 2024, kemarin. Secara keseluruhan, ESSA masih dalam tren naik sejak saham ini mencatatkan terendah tahun di 490 pada 21 Januari 2024.
Sejauh ini tidak ada berita signifikan yang menjadi penggerak saham dari perusahaan yang menjual produk LPG (Liquified Petroleum Gas) dan Kondensat.
Sebagai informasi tambahan, PT ESSA Industries Indonesia Tbk. mencatatkan laba bersih periode berjalan yang mengesankan yaitu $27.423.325 selama periode 30 Juni 2024 dan 31 Desember 2023 dibandingkan $4.646,310 pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Untuk sisi bawah, ESSA bisa dibatasi oleh support di 795 (terendah 28 dan 29 Agustus 2024), 760 (terendah 23 Agustus 2024), dan 720 (terendah 5 Agustus 2024). Jika ESSA membalikkan arah, saham ini akan menghadapi resistance di 920 (tertinggi 2024), 990 (tertinggi 27 Maret 2023), dan 1.130 (tertinggi 27 Februari 2023).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia kembali meraih tertinggi baru sepanjang masa di 7.726,66 hari ini. Namun demikian, IHSG tidak bisa mempertahankan posisi dan malah turun ke 7.647,35 sejauh hari ini. Tidak ada fundamental signifikan di balik pergerakan saat ini selain rilis data IMP dan Inflasi yang dirilis kemarin. Para investor akan menantikan data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang akan diterbitkan pada Jumat pekan ini untuk mencari petunjuk besaran penurunan suku bunga The Fed di September dan dampaknya pada bursa di Amerika bisa menular ke bursa-bursa di Asia pada Senin pekan depan.